Live Dealer - Satu weekend, aku lagi browsing parfum disalah satu mal besar. aku memang ditugaskan kantor buat nyari parfum yang akan dihadiahkan buat para istri customer besar perusahaan, jadi belinya gak sedikit. Budget untuk beli parfum dah di approve, list alternatif merek parfum juga sudah ditangan, jadi tinggal nyari parfumnya dan tentu saja spgnya. Wah spgnya cantik dan sexy semuanya, sampe aku bingung milihnya, akhirnya lis alternatif merek parfum aku kantongin, aku milih spgnya yang paling ok aja dan mau ngasih aku bonus ekstra mengingat aku ordenya banyak banget.
Karena capek juga muterin konter parfum tapi belum nemu spg yang sesuai selera, aku numpang duduk di konter salah satu kosmetik. Spg kosmetik tu tipe ibu-ibu banget, jadi aku gak selera, biar disana ada juga dijual parfum yang semerk dengan kosmetiknya. Si embak spg si diem aja ketika aku bilang mo numpang duduk. Tiba-tiba dari belakangku ada seorang yang nyodorin kertas kecil beraroma parfum, aku menoleh, wah kaget juga aku. Spgnya cantik, aku suka banget liat wajahnya, bodinya maknyus banget.( Baca Juga :
Baccarat Online Indonesia )
Pakaiannya seksi banget deh, tank top ketat sepinggang dan celana ketat juga, sehingga aku bisa melihat lekuk liku bodynya yang proporsional dan mengundang selera lelaki yang melihatnya, termasuk aku.
“Wah kamu seksi sekali, sampai pusernya kelihatan, mangnya gak pake seragam ya”. Karena tank topnya sepinggang, maka kalau dia bergerak pinggangnya tersingkap dan nampaklah pusernya. Dia hanya tersenyum saja
“Kita gak disuruh pake seragam kok om, cobain om parfumnya”, sambil menyodorkan kertas kecil yang beraroma parfum yang ditawarkan.
“Buat dicium-cium”.
“Kalo mo nyium yang nawarin boleh gak”.
“Ih si om belom belanja dah genit”. “Kalo dah belanja boleh genit?”
“Tergantung belanjanya om, kita ke kounterku yuk, gak enak nawarin dikonter orang”.
Di konternya aku memberikan daftar alternatif merek parfum yang harus kubeli.
“Wah banyak banget om, beli merk aku aja ya om, ntr aku kasih bonus deh”.
“Bonusnya apaan?”
“Kan tadi om pengen nyium”.
“Cuma nyium doangan”.
“Itu permulaannya kan om, masak langsung to the point apartment. aku baru off jam 5an om, ntar jemput aku ya”. Wah dah pro nich spg urusan bonus rupanya.
“Nama kamu sapa”.
“Sampe lupa, aku Ana om”.
“Ya udah, nanti jam 5an aku jemputnya disini ya”.
Sorenya aku jemput dia, Ana dah nunggu ditempat yang kita sepakati yaitu di warung kopi yang ada di mal itu. “An, teknisnya gimana aku beli parfumnya”.
“Gini om, kan ini jumlahnya gede, besok Ana kasih daftar om ke kantor, biar kantor yang kasih penawaran ke kantor langsung ke nama om aja ya”.
“Ok, terus?”
“Ya om tinggal kasih SPK nya aja ke Ana, diambil di kantor juga boleh om. Kalo dah ada spknya barang tinggal dianter, kasih faktur pembelian dan om bayar deh, gampang kan, dan yang penting Ana dapet komisi gede kalo gol”.
“Makanya ana kan dapet komisi gede, terus bonus buat aku apa”.
“Om mau bawa Ana kemana aja, Ana ikut deh om”.
“Dah magrib nich, mau makan dulu ya, biar gak usah nyari makan lagi nantinya”.
“Memangnya mau all night ya om”. Aku cuma tersenyum dan menggandeng dia keluar warung kopi menuju ke food court.
“An, kamu yang pesenin ya”.
“Om sukanya makanan apa”.
“apa aja deh sesuka kamu, nich duitnya”.
“Ntar juga ditagih sama yang nganter om”.
Ana pun keliling memesan makanan dan minuman buat aku dan dia sendiri. Ketika pesanan dateng, aku membayar semua bonnya.
“Suka gak om pilihan Ana”.
“Suka banget An, yang pilihin juga aku suka banget kok”.
“Ih si om, dah gak sabar ya”.
“Ya nich An, dah pengen banget”.
“Dah ngaceng ya om”, ana berbisik.
“Dari tadi, pertama ngeliat kamu juga udah, abis seragamnya seksi gitu”.
“Sengaja kali om, kantor ngebebasin kita berpakaian, gak kaya kounter laennya kudu pake seragam. Kan jadi daya tarik sendiri ya om, buktinya ana dapet paus hari ini. Target Ana sebulan langsung gol om kalo order om masuk, pasti jadi kan om”.
“Ya pasti lah, kan Ana dah mau ngasih bonusnya duluan”. “Gak apa lah om, kalo spk dah ditangan, Ana mau kok ngasih bonus ulangan sama om”.
“Sampe segitunya An”.
“Daripada pausnya jatuh ketangan yang laen”.
“Yang laen gak ada yang sesuai seleraku kok An”. Dia tersenyum mendengarnya.
“Kamu selalu ngasih bonus kaya gini ke customer lelaki ya An”.
“Ya tergantung besar order dan orangnya Ana suka apa enggak. Ada yang minta mentahnya juga kok om”.
“Apanya yang mentah?”
"Duit dari diskonnya”.
“Ooo”.
“O tu taun ini dah gak bulet lagi lo om, kotak2" katanya sembari tertawa berderai.
“Bisa aja kamu. Jadi kamu suka toh sama aku”.
Ana hanya tersenyum. ana memang menyenangkan untuk diajak ngobrol, mudahan juga menyenangkan diranjang, mana orangnya cantik dan seksi lagi. Selesai makan, kami beranjak ke gedung parkir. Dimobil dia bertanya,
“Om, Ana mau dibawa kemana?”
“Ke apartmen ya An’.
“Wah asik dong”.
“Memangnya biasanya kalo ngasih bonus ke customer dibawa kemana An”.
“Kehotel lah om, maennya ya paling diranjang, disofa atau dikamar mandi. Kalo diapartmen kan bisa dimana ya om”.
Liar juga fantasi nich anak. Mobil meluncur menuju ke apartmen yang letaknya gak jauh dari mal tadi. Sesampai di apartmen mobil langsung masuk ke basement dan parkir di tempat yang menjadi hak ku. Aku menggandeng Ana ke lift, di dalam lift aku memeluknya.
“om sering ya ke apartment ini, suka bawa abg ya”, tanyanya sambil tersenyum.
“Sekarang lagi bawa abg”, jawabku.
“Kamu kan masih tergolong abg juga kan”.
Di apartment, kami duduk di sofa, aku mengambilkan minuman dan menyalakan TV. Kami tak banyak bicara karena perhatian tertuju ke tv. Akhirnya aku pindah duduk di sampingnya, menghadapkan tubuhnya ke arahku dan meletakkan tangan kananku di atas perutnya sambil memasukkan telunjuk ke pusernya yang tersingkap. lehernya kucium, terus menyusur ke pipi. Tubuhku bergeser merapat, bibirnya kulumatnya dengan lembut. Dia juga mengulum bibirku lebih kuat.
Sedang menikmati bibirnya dengan mulutku, tangan kususupkan kedalam tank topnya dan meremas lembut toketnya yang masih terbungkus bra. Dia terengah jadinya, rupanya tindakanku sudah menaikkan suhu napsunya. Bibirku mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan tank topnya, lehernya kukecup, kujilat kadang kugigit lembut. sambil terus meremas-remas toketnya.
Kemudian tanganku menjalar ke punggungnya dan kulepas kaitan bra nya sehingga toketnya bebas dari penutup. Bibirku terus menelusur di permukaan kulitnya. Dan mulai pentil kirinya kusentuh dengan lidah dan kuhisap. Terus pindah ke pentil kanan. Dan tanganku satunya mulai turun dan memainkan pusernya, dia makin terengah, rupanya napsunya makin berkobar karena elusan tanganku.
Kemudian tanganku turun lagi dan menjamah selangkangannya. Lama hal itu kulakukan sampai akhirnya kubuka ristsluiting celananya dan kutarik celananya ke bawah, Tinggalah CD mininya yang tipis yang memperlihatkan jembutnya yang lebat, saking lebatnya jembutnya muncul di kiri kanan dan dibagian atas dari cd mini itu.
Jembutnya lebih terlihat jelas karena CDnya sudah basah karena cairan nonoknya yang sudah banjir. Kubelai celah nonoknya dengan perlahan. Sesekali kusentuh itilnya, ketika kuelus pahanya otomatis mengangkang sehingga aku bisa mengakses daerah nonoknya dengan leluasa. Tubuhnya terasa bergetar, kemudian CDnya yang sudah basah itu kulepaskan. Dia mengangkat pantatnya agar aku bisa melepas pembungkus tubuhnya yang terakhir. Jariku mulai sengaja memainkan itilnya. Kemudian masuk ke nonoknya. Aku terus bergantian menjilati pentil kiri dan kanan dan sesekali kuhisap, dan terus jilatanku menjalar ke perutnya, akhirnya sampailah ke nonoknya.
Kali ini kucium jembutnya yang lebat dan kubuka bibir nonoknya dengan dua jari. Kadang bibir nonoknya kuhisap, kadang itilnya, namun yang membuat dia tak tahan adalah saat lidahku masuk di antara kedua bibir nonoknya sambil menghisap itilnya. Hanya dalam beberapa menit dia benar-benar tak tahan. Dan.. dia mengejang dan dengan sekuatnya dia berteriak sambil mengangkat pantatnya sehingga itilnya merapat dengan mulutku. Dia meremas-remas rambutku, rupanya dia merasakan nikmatnya nyampe, hanya dengan bibir dan lidahku.
Aku terus mencumbu nonoknya, hingga napsunya bangkit kembali dengan cepat. “om, Ana sudah pengen dientot.” katanya memohon sambil membuka pahanya lebih lebar. Aku pun bangkit, mengangkat badannya yang sudah lemes dan kubawa ke kamar. Di kamar, dia kubaringkan di tempat tidur ukuran besar dan aku mulai membuka bajuku, kemudian celanaku. Dia nampak terkejut melihat kontolku yang besar dan panjang nongol dari bagian atas CDku. Kemudian aku juga melepas CDku.
Sementara itu dia terbaring menunggu. kontolku yang besar dan panjang dan sudah maksimal ngacengnya, tegak hampir menempel ke perut. Dan saat aku pelan-pelan menindihnya, dia membuka pahanya makin lebar dan memejamkan matanya. Aku mulai mendekapnya sambil terus mencium bibirnya, kurasakan kontolku mulai menyentuh bibir nonoknya. Sebentar kuusap-usapkan dan pelan sekali bibir nonoknya kudesak menyamping dengan kontol besarku. Mili per mili. Pelan sekali kontolku terus masuk .
Dia mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya. Terus.. Terus.. Akhirnya kontolku menyentuh bagian dalam nonoknya, maka secara refleks dia merapatkan pahanya. Aku terus menciumi bibir dan lehernya. Dan tanganku tak henti-henti meremas-remas toketnya. kontol besarku mulai kuenjot halus dan pelan.
Nafasnya cepat sekali memburu, terengah-engah. Dia rupanya merasakan nikmat luar biasa karena gerakan kontolku. Aku tahu bahwa dia semakin hanyut. Maka makin gencar kulumat bibirnya, lehernya dan toketnya kuremas makin kuat. Dengan tusukan kontolku yang agak kuat, kupepet itilnya dengan menggoyang goyangnya, dia menggelepar, tubuhnya mengejang, tangannya mencengkeram kuat-kuat sekenanya.
Nonoknya terasa menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat. Rupanya dia benar-benar mencapai puncak kenikmatan yang belum pernah dialaminya. “om, Ana nyampe om”, teriaknya dengan kuat. Setelah selesai, pelan pelan tubuhnya lunglai, lemas. Sudah dua kali dia nyampe dalam waktu relatif singkat. Aku membelai rambutku yang basah keringat. Dia membuka matanya, aku tersenyum dan menciumnya lembut sekali, tak henti hentinya toketnya kuremas-remas pelan.
Tiba tiba, dengan serangan cepat bibirnya kulumat dengan kuat dan diteruskan ke leher serta toketnya kuremas-remas lebih kuat. Napsunya naik lagi dengan cepat, saat kembali aku memainkan kontolku semakin cepat. Uhh, sekali lagi dia nyampe, yang hanya selang beberapa menit, dan kembali dia berteriak lebih keras lagi. Aku terus memainkan kontolku dan kali ini aku ikut menggelepar, wajahku menengadah.
Satu tanganku mencengkeram lengannya dan satunya menekan toketnya. Dia makin meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti ngecretnya pejuku dengan kuat di dalam nonoknya, menyembur berulang kali. Terasa banyak sekali peju kental dan hangat menyembur dan memenuhi nonoknya, peju yang keluar seolah menyembur seperti air yang memancar kuat.
Setelah selesai, aku memiringkan tubuhku sambil tetap meremas lembut toketnya sambil mencium wajahnya.
“An, kamu luar biasa, nonokmu peret dan nikmat sekali” pujiku sambil membelai toketnya.
“om juga hebat. Bisa membuat Ana nyampe beberapa kali, dan baru kali ini Ana bisa nyampe dan merasakan kontol raksasa. Hihi..”.
“Oo gitu ya An, jadi kamu suka dengan kontolku?” godaku sambil membelai belai wajahnya.
“Ya om, kontol om nikmat, besar, panjang dan keras banget”, jawabnya. Aku tidak langsung mencabut kontolku, tapi mengajak mengobrol sembari kontolku makin mengecil.
Dan tak henti-hentinya aku menciumi nya, membelai rambutnya dan toketnya. Peju yang bercampur dengan cairan nonoknya mengalir keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai, pelan-pelan kontol yang telah menghantarkan dia ke awang awang itu kucabut sambil kucium lembut sekali. Tak lama kemudian tertidurlah dia dalam pelukanku.
Dia tidur nyenyak sekali. Ketika dia terbangun, dah sekitar tengah malam. Kubelai rambutnya, kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Aku lalu mengajaknya mandi karena badan kami basah dan lengket karena keringat abis bertempur tadi. . Kubimbing dia ke kamar mandi, saat berjalan masih ada sisa peju yang mengalir di pahanya, mungkin saking banyaknya aku ngecret didalam nonoknya. Dalam bathtub yang berisi air hangat, dia duduk di atas pahaku. Aku mengusap-usap punggungnya. Aku memeluknya sangat erat hingga dadaku menekan toketnya. Sesekali aku menggeliatkan badanku sehingga pentilnya bergesekan dengan dadaku yang dipenuhi busa sabun. Pentilnya mulai mengeras.
Pangkal pahanya yang terendam air hangat tersenggol2 kontolku. Hal itu menyebabkan napsuku mulai berkobar kembali. Dia kutarik sehingga menempel lebih erat ke tubuhku. Aku menyabuni punggungnya. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, tanganku terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Aku mengusap-usap pantatnya dan kuremas. kontolku pun mulai tegang ketika menyentuh nonoknya. Terasa bibir luar nonoknya bergesekan dengan kontolku.
Dengan usapan lembut, tanganku terus menyusuri pantatnya. Aku mengusap beberapa kali hingga ujung jariku menyentuh lipatan daging antara lubang pantat dan nonoknya. “om nakal!” desahnya sambil menggeliat mengangkat pinggulnya. Dia menggeliatkan pinggulnya. Aku mengecup lehernya berulang kali sambil menyentuh bagian bawah bibir nonoknya. Tak lama kemudian, aku semakin jauh menyusur hingga akhirnya lipatan bibir luar nonoknya kuusap-usap.
Aku berulang kali mengecup lehernya. Sesekali kujilat, sesekali menggigit dengan gemas. “Aarrgghh..Sstt.. Sstt..” rintihnya berulang kali. Lalu dia bangkit dari pangkuanku. Tapi ketika berdiri, kedua lututnya goyah. Dengan cepat aku pun bangkit berdiri dan segera membalikkan tubuhnya. Aku tak ingin dia terjatuh. Aku menyangga punggungnya dengan dadaku. Lalu kuusapkan kembali cairan sabun ke perutnya. Keatas, meremas dengan lembut toketnya dan pentilnya kujepit2 dengan jempol dan telunjuk.
Pentil kiri dan kanan kuremas bersamaan. Lalu aku mengusap semakin ke atas dan berhenti di lehernya. “om, lama amat menyabuninya” rintihnya sambil menggeliatkan pinggulnya. kontolku semakin keras dan besar, makin dalam terselip dipantatnya.
Dia meremas bijiku dengan gemas. Aku menggerakkan telapak kananku ke arah pangkal pahanya. Sesaat aku mengusap usap jembut lebatnya, lalu mengusap nonoknya berulang kali. Jari tengahku terselip di antara kedua bibir luar nonoknya. Aku mengusap berulang kali. i tilnya pun menjadi sasaran usapanku. “Aarrgghh..!” rintihnya ketika merasakan kontolku makin kuat menekan pantatnya. Dia jongkok merendam nonoknya ke dalam air. Dibersihkannya celah diantara bibir nonoknya dengan mengusapkan 2 jarinya.
Ketika dia menengadah kontolku telah berada persis didepannya. kontolku telah ngaceng berat. “om, kuat banget sih om, baru aja ngecret di nonok Ana sekarang sudah ngaceng lagi”, katanya sambil meremas kontolku, lalu diarahkan ke mulutnya.
Dikecupnya ujung kepala kontolku. Tubuhku bergetar menahan nikmat ketika dia menjilati kepala kontolku. Aku meraih bahunya karena tak sanggup lagi menahan napsu. Setelah berdiri, kaki kirinya kuangkat dan kuletakkan di pinggir bath tub. Dia kubuat menungging sambil memegang dinding di depannya dan aku menyelipkan kepala kontolku ke celah di antara bibir nonoknya. “Argh, aarrgghh..,!” rintihnya.
Aku menarik kontolku perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Bibir luar nonoknya ikut terdorong bersama kontolku. Perlahan-lahan kutarik kembali kontolku, aku bertanya “Enak An?”. “Enaak banget om”,jawabnya.
Aku mengenjotkan kontolku dengan cepat sambil meremas bongkah pantat nya dan juga toketnya. “Aarrgghh..!” rintihnya ketika kontolku kembali menghunjam nonoknya. Dia terpaksa berjinjit karena merasa kontolku seolah membelah nonoknya karena besarnya. Terasa nonoknya sesek kemasukan kontolku yang besar dan panjang itu. Kupegang pinggulnya dengan erat dan kontol kukeluar masukkan dengan cepat dan keras. Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahaku berbenturan dengan pantatnya. “Aarrgghh.., om.., Ana nyampe..!” Dia lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Aku juga tidak dapat menahan pejuku lebih lama lagi. “Aarrgghh.., An”, kataku sambil menghunjamkan kontolku sedalam-dalamnya.
“om.., sstt, sstt..” katanya karena berulangkali merasa tembakan pejuku dinonoknya. “Aarrgghh.., An, enaknya!” bisikku ditelinganya. “om.., sstt.., sstt..! Nikmat sekali ya dientot om”, jawabnya. Aku masih mencengkeram pantatnya sementara kontolku masih nancep dinonoknya. Beberapa saat kami diam di tempat dengan kontolku yang masih menancap di nonoknya. Kemudian aku membimbingnya ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat.
Setelah selesai aku keluar duluan, sedang dia masih menikmati shower. Selesai mandi, dengan rambut yang masih basah dan masih bertelanjang bulat, dia keluar dari kamar mandi. Aku sudah mengambilkan soft drink dingin dari lemari es. Ditenggaknya sekali abis.
“Haus ya An, laper lagi gak?”
“Memangnya ada makanan om?”
“Ada sich pizza tapi sisa. Gak apa kan”.
“Gak apa om, gak basi kan”.
“Ya enggaklah say, aku hangetin dulu di micro wave ya, masih banyak kok, cukuplah buat kamu. aku mah gak laper, haus iya”. Aku menyiapkan pizzanya. Dia duduk di meja dekat sofa. Dia kupersilakan minum dan makan sambil mengobrol, diiringi lagu lembut. Setelah makan, aku memintanya duduk di pangkuanku. Dia menurut saja.
Sambil mengobrol, dia kumanja dengan belaianku. Akhirnya setelah selesai makan, kuraih dagunya, dan kucium bibirnya dengan hangatnya, dia mengimbangi ciumanku. Dan selanjutnya aku mulai meremas-remas lembut toketnya, kemudian menelusuri antara dada dan pahanya. Dia sadar bahwa sesuatu yang didudukinya terasa mulai agak mengeras. Ohh, dia langsung bangkit. Dia bersimpuh di depanku dan ternyata kontolku sudah mulai ngaceng, walau masih belum begitu mengeras.
Kepala kontolku sudah mulai sedikit mencuat keluar dari kulupnya lalu diraihnya, dibelai dan kulupnya ditutupkan lagi. Dia suka melihatnya dan sebelum penuh tegangnya langsung dikulumnya kontolku. Dia memainkan kulup batang yang tebal dengan lidahnya.
Ditariknya kulup ke ujung, membuat kepala kontolku tertutup kulupnya dan segera dikulum, dimainkannya kulupku dengan lidahnya, dan diselipkannya lidahnya ke dalam kulupku sambil lidahnya berputar masuk di antara kulup dan kepala kontolku. Enak rasanya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya kontolku makin membengkak dan aku mulai menggeliat dan berdesis menahan kenikmatan permainan lidahnya dan membuat mulutnya semakin penuh.
“om, hebat ya sudah ngaceng lagi, kita lanjut yuk om”, katanya, yang juga sudah terangsang.
Aku makin tak tahan menerima rangsangan lidahnya. Maka dia kutarik ke tempat tidur. Kakinya kubuka sambil tersenyum dan aku langsung menelungkup di antara pahanya. “Aku suka melihat nonok kamu An” ujarku sambil membelai jembutnya yang lebat. “Mengapa?” “Sebab jembutmu lebat dan cewek yang jembutnya lebat napsunya besar, kalau dientot jadi binal seperti kamu, juga tebal bibirnya”.
Aku terus membelai jembut dan bibir nonoknya. Kadang-kadang kucubit pelan, kutarik-tarik seperti mainan. Bibir nonoknya kubuka, dia makin terangsang dan makin banyak keluar cairan dari nonoknya. Aku terus memainkan nonoknya seolah tak puas-puas, kadang kadang kusentuh sedikit itilnya. Pinggulnya mulai menggeliat, kemudian diangkatnya pinggulnya, langsung kusambut dengan bibirku.
Kuhisap lubang nonoknya yang sudah penuh cairan. Lidahku ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk nonoknya, dan saat kuhisapnya i tilnya dengan ujung lidah, dia berteriak.. “Aauuhh!! Ayo dong om, Ana pingin dientot lagi” ujarnya sambil menarik bantal. Aku langsung menempatkan tubuhku makin ke atas dan mengarahkan kontol gedeku ke arah nonoknya.
Kupegang kontolku dan kuselipkan di antara bibir nonoknya. Pegangan kulepas saat kepala kontolku mulai menyelinap di antara bibir nonoknya dan menyelusup ke lubang nonoknya. Pelan-pelan kutekan dan kucium bibirnya lembut. Dia merapatkan pahanya supaya kontolku tidak terlalu masuk ke dalam. Aku langsung menjepit kedua pahanya hingga terasa sekali kontolku menekan dinding nonoknya. kontolku semakin masuk.
Belum semuanya masuk, kutarik kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar pinggulnya naik mencegah agar tidak lepas. Beberapa kali kulakukan sampai akhirnya dia berteriak-teriak sendiri. Setelah puas menggodanya, dengan hentakan agak keras, kupercepat gerakan memainkan kontolku. dengan hentakan keras kontol kugoyang goyangkan, sambil meremas toketnya, kuciumi lehernya. Akhirnya dia mengelepar-gelepar. Dan sampailah dia kepuncak. Dia berteriak. Aku menyerangnya terus dengan dahsyatnya, sehingga tak habis-habisnya dia melewati puncak kenikmatan.
Lama sekali. Dia memohon, tak kuat menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenaganya dengan orgasme berkepanjangan. Akhirnya aku pelan-pelan mengakhiri serangan dahsyatku. Dia terkulai lemas sekali, keringatnya bercucuran. Tubuhnya kutindih serta lehernya kembali kucumbu. Kupeluk tubuhnya dan kembali kuremas toketnya. Pelan-pelan kontol mulai kuenjotkan.
Aku terus menelusuri permukaan tubuhnya. Dadaku merangsang toketnya setiap kali bergeseran mengenai pentilnya. Dan kontol kupompakan dengan sepenuh perasaan, lembut sekali, bibirku menjelajah leher dan bibirnya. Lama kelamaan tubuhnya yang semula lemas, mulai terbakar lagi. Dia berusaha menggeliat, tapi tubuhnya kupeluk cukup kuat, tangannya mulai menggapai apa saja yang bisa didapat. Aku makin meningkatkan cumbuanku dan memompakan kontolku makin cepat.
Gesekan didinding nonoknya makin terasa. Dan kenikmatan makin memuncak. Leherku kugigit agak kuat dan kumasukkan seluruh batang kontolku serta kugoyang-goyang untuk meningkatkan rangsangan di itilnya. Maka jebol lah bendungannya, dia mencapai puncak kembali. Kembali dia berteriak sekuatnya menikmati ledakan orgasme yang lebih kuat, dia meronta2. Dia menggigit pundakku.
Sesaat aku menurunkan gerakanku, tapi saat itu kubalik tubuhnya hingga dia yang di atas. Dia terkulai di atas tubuhku. Dengan sisa tenaganya dia mengeluarkan kontolku dari nonoknya. Diraihnya kontolku. Tanpa pikir panjang, kontol yang masih berlumuran cairan nonoknya sendiri dikulum dan dikocoknya. Pinggulnya kuraih hingga dia telungkup di atasnu dengan posisi terbalik.
Kembali nonoknya yang berlumuran cairan jadi mainanku, dia makin bersemangat mengulum dan menghisap sebagian kontolku. Kupeluk pinggulnya hingga sekali lagi dia orgasme. Kuhisap itilnya sambil ujung lidahku menari cepat sekali. Tubuhnya mengejang dan menjepit kepalaku dengan kedua pahanya dan dirapatkannya pinggulnya agar bibir no noknya merapat ke bibirku. Dia tidak bisa berteriak tapi karena mulutnya penuh, dan tanpa sadar dia menggigit agak kuat kontolku dan dicengkeramnya dengan kuat saat dia masih menikmati orgasme.
“An, aku mau ngecret An, di dalam nonokmu ya”, kataku sambil menelentangkan dia. “Ya, om”, jawabnya. Dia kunaiki dan dengan satu hentakan keras, kontolku yang besar sudah kembali menyesaki nonoknya. Aku langsung memain kontolku keluar masuk dengan cepat dan keras. Dalam beberapa enjotan saja tubuhkupun mengejang.
Pantatnya dihentakkannya ke atas dengan kuat sehingga kontolku nancap semuanya ke dalam nonoknya dan akhirnya crot .. crot ..crot, pejuku muncrat dalam beberapa kali semburan kuat. Aku menelungkup diatasnya sambil memeluknya erat2. “An, nikmat sekali ngentot sama kamu, nonok kamu kuat sekali cengkeramannya ke kontolku”, bisikku. “Ya om, Ana juga nikmat sekali, tentu saja cengkeraman nonok Ana terasa kuat karena kontol om kan gede banget. Rasanya sesek deh nonok Ana kalau om neken kontol om masuk semua. Kalau ada kesempatan, Ana dientot lagi ya om”, jawabnya. “Pasti”, lalu bibirnya kucium dengan mesra.